Fiant-News, JAKARTA - Seorang pegawai negeri sipil (PNS), Syarifudin alias Edi (49), ditemukan tewas membusuk di rumah kontrakannya di Jalan Kramat III E, RT 08/ 10 Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (12/10/2010). Dia diduga dirampok dan dibunuh oleh kekasih prianya.
Jenazah Edi ditemukan oleh Aminah (40), pemilik rumah kontrakan, dengan kondisi mulut menganga, bagian belakang kepala dipenuhi belatung, tubuh menghitam, dan hanya mengenakan celana dalam. PNS itu diperkirakan meninggal lebih dari tiga hari lalu.
Menurut Alberto CJ Barros (47), sahabat Edi sesama pegawai negeri, diduga Edi dirampok dan dibunuh oleh kekasih prianya. Pasalnya, motor Honda Supra X dan uang di dompet milik sahabatnya itu raib.
Edi adalah warga Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Dua tahun terakhir ini menjadi staf di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi. Sejak 16 bulan lalu di mengontrak rumah petak milik Aminah.
Dikatakan Aminah, dia terakhir kali melihat Edi pada Jumat (8/10/2010).
Pada Senin (11/ 10/2010) malam, Aminah mencium bau menyengat ketika melintas di depan kamar Edi. Dia mengira bau itu dari bangkai tikus. Saat itu dia sempat berteriak memanggil Edi untuk menyuruhnya memeriksa sekitar kamar, siapa tahu ada bangkai tikus.
"Tapi dia nggak nyahut. Saya mengira dia sudah tidur atau istirahat," katanya.
Pagi harinya, Aminah kembali mencium bau menyengat. Dan, ketika dipanggil, lagi-lagi Edi tak menyahut. Karena curiga, Aminah pun mendobrak pintu dan mendapati Edi telentang tak bernyawa di lantai kamar. Saat itu, DVD player di kamar Edi masih hidup.
Dirampok dan dibunuh
Alberto CJ Barros mengatakan, Edi memang seorang gay dan mempunyai pacar seorang pemuda berusia sekitar 25 tahun.
"Dia memang penyuka sesama jenis. Dia sekong, gay," katanya.
Pemuda yang punya tato pada kakinya itu, kata Alberto, sering datang ke rumah kontrakan Edi dan biasanya baru pulang larut malam. "Dugaan saya, mereka berselisih dan berantem," ujarnya.
Alberto mengaku terakhir berkomunikasi dengan Edi melalui telepon pada Jumat (8/10/2010) pukul 11.00 WIB. Dia sangat yakin Edi dirampok dan dibunuh oleh sesama gay yang jadi teman dekatnya itu.
"Uang dan motornya hilang. Yang tinggal hanya dompet yang berisi SIM dan STNK motor," katanya.
Alberto menduga, Edi melakukan hubungan badan dengan kekasihnya itu sebelum dihabisi. Kondisi Edi yang hanya mengenakan celana dalam memperkuat dugaannya.
"Sepertinya mereka nonton DVD dulu sebelum Edi dirampok dan dihabisi," ujamya.
Alberto mengatakan, teman-teman pria Edi memang sering datang ke rumah kontrakan tersebut. "Tapi, yang paling sering adalah pacarnya itu, yang umurnya 25-30 tahun dan bertato," katanya.
Kapolsektro Cipayung Kompol Suwandi mengaku belum bisa memperkirakan penyebab kematian Edi. Kematian yang sudah lebih dari tiga hari membuat luka di tubuh lelaki tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil otopsi," katanya.
Jasad Edi dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, untuk diotopsi. (naia)
Jenazah Edi ditemukan oleh Aminah (40), pemilik rumah kontrakan, dengan kondisi mulut menganga, bagian belakang kepala dipenuhi belatung, tubuh menghitam, dan hanya mengenakan celana dalam. PNS itu diperkirakan meninggal lebih dari tiga hari lalu.
Menurut Alberto CJ Barros (47), sahabat Edi sesama pegawai negeri, diduga Edi dirampok dan dibunuh oleh kekasih prianya. Pasalnya, motor Honda Supra X dan uang di dompet milik sahabatnya itu raib.
Edi adalah warga Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Dua tahun terakhir ini menjadi staf di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bekasi. Sejak 16 bulan lalu di mengontrak rumah petak milik Aminah.
Dikatakan Aminah, dia terakhir kali melihat Edi pada Jumat (8/10/2010).
Pada Senin (11/ 10/2010) malam, Aminah mencium bau menyengat ketika melintas di depan kamar Edi. Dia mengira bau itu dari bangkai tikus. Saat itu dia sempat berteriak memanggil Edi untuk menyuruhnya memeriksa sekitar kamar, siapa tahu ada bangkai tikus.
"Tapi dia nggak nyahut. Saya mengira dia sudah tidur atau istirahat," katanya.
Pagi harinya, Aminah kembali mencium bau menyengat. Dan, ketika dipanggil, lagi-lagi Edi tak menyahut. Karena curiga, Aminah pun mendobrak pintu dan mendapati Edi telentang tak bernyawa di lantai kamar. Saat itu, DVD player di kamar Edi masih hidup.
Dirampok dan dibunuh
Alberto CJ Barros mengatakan, Edi memang seorang gay dan mempunyai pacar seorang pemuda berusia sekitar 25 tahun.
"Dia memang penyuka sesama jenis. Dia sekong, gay," katanya.
Pemuda yang punya tato pada kakinya itu, kata Alberto, sering datang ke rumah kontrakan Edi dan biasanya baru pulang larut malam. "Dugaan saya, mereka berselisih dan berantem," ujarnya.
Alberto mengaku terakhir berkomunikasi dengan Edi melalui telepon pada Jumat (8/10/2010) pukul 11.00 WIB. Dia sangat yakin Edi dirampok dan dibunuh oleh sesama gay yang jadi teman dekatnya itu.
"Uang dan motornya hilang. Yang tinggal hanya dompet yang berisi SIM dan STNK motor," katanya.
Alberto menduga, Edi melakukan hubungan badan dengan kekasihnya itu sebelum dihabisi. Kondisi Edi yang hanya mengenakan celana dalam memperkuat dugaannya.
"Sepertinya mereka nonton DVD dulu sebelum Edi dirampok dan dihabisi," ujamya.
Alberto mengatakan, teman-teman pria Edi memang sering datang ke rumah kontrakan tersebut. "Tapi, yang paling sering adalah pacarnya itu, yang umurnya 25-30 tahun dan bertato," katanya.
Kapolsektro Cipayung Kompol Suwandi mengaku belum bisa memperkirakan penyebab kematian Edi. Kematian yang sudah lebih dari tiga hari membuat luka di tubuh lelaki tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil otopsi," katanya.
Jasad Edi dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, untuk diotopsi. (naia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar