JalurBerita - Hingga hari Jumat (3/6) kemarin tunggakan gaji para pemain dan ofisial Persik Kediri belum jelas kapan dibereskan manajemen Macan Putih. Karena itu, sejumlah pemain saat ini bersiap untuk pergi. Meski belum ada pemberitahuan secara resmi dari pengurus, kebanyakan pemain memperkirakan tunggakan gaji mereka dilunasi pekan depan.
’’Mungkin tanggal 10 (10 Juni, Red). Setelah itu, langsung cabut,’’ celetuk salah seorang pemain Persik Kediri.
Perkiraan para pemain itu bukan tanpa alasan. Pada tanggal itulah biasanya mereka menerima gaji bulanan.
’’Gajian kan biasanya tanggal 10,’’ imbuhnya.
Para pemain menyatakan hanya bisa pasrah dengan rencana revisi kontrak yang akan dilakukan manajemen. Namun, mereka sebenarnya kecewa, sebab dengan rencana pemotongan durasi kontrak tersebut, mereka akan menerima penghasilan yang lebih kecil daripada nilai kontrak dalam perjanjian. Jika durasi kontrak dipotong, mereka akan menerima nilai akumulasi kontrak selama satu musim lebih sedikit.
Seperti kebanyakan pemain di Liga Indonesia, para pemain Persik Kediri menerima uang muka kontrak 25 persen dari nilai total. Sisanya diberikan kepada para pemain per bulan selama masa durasi kontrak. Dalam perjanjian, durasi kontrak dipatok setahun.
Pada kenyataannya, dalam musim ini Persik Kediri hanya menjalani 7–8 bulan.
’’Kenapa dulu kontraknya 12 bulan, padahal kompetisi jelas tidak sampai setahun. Tapi, mau bagaimana lagi ?’’ keluh pemain lain.
Sejumlah pemain bahkan mulai mengemasi barang-barangnya dari mess Persik Kediri maupun rumah kontrakan mereka. Mereka akan langsung meninggalkan Kota Kediri begitu revisi kontrak dilakukan dan masalah tunggakan gaji dibereskan manajemen.
Lalu, bagaimana jika mereka dipertahankan untuk memperkuat Macan Putih musim depan ? Sejumlah pemain belum bisa menjawab.
“Nanti saja. Yang penting sekarang gaji beres dulu,” tandasnya.
’’Mungkin tanggal 10 (10 Juni, Red). Setelah itu, langsung cabut,’’ celetuk salah seorang pemain Persik Kediri.
Perkiraan para pemain itu bukan tanpa alasan. Pada tanggal itulah biasanya mereka menerima gaji bulanan.
’’Gajian kan biasanya tanggal 10,’’ imbuhnya.
Para pemain menyatakan hanya bisa pasrah dengan rencana revisi kontrak yang akan dilakukan manajemen. Namun, mereka sebenarnya kecewa, sebab dengan rencana pemotongan durasi kontrak tersebut, mereka akan menerima penghasilan yang lebih kecil daripada nilai kontrak dalam perjanjian. Jika durasi kontrak dipotong, mereka akan menerima nilai akumulasi kontrak selama satu musim lebih sedikit.
Seperti kebanyakan pemain di Liga Indonesia, para pemain Persik Kediri menerima uang muka kontrak 25 persen dari nilai total. Sisanya diberikan kepada para pemain per bulan selama masa durasi kontrak. Dalam perjanjian, durasi kontrak dipatok setahun.
Pada kenyataannya, dalam musim ini Persik Kediri hanya menjalani 7–8 bulan.
’’Kenapa dulu kontraknya 12 bulan, padahal kompetisi jelas tidak sampai setahun. Tapi, mau bagaimana lagi ?’’ keluh pemain lain.
Sejumlah pemain bahkan mulai mengemasi barang-barangnya dari mess Persik Kediri maupun rumah kontrakan mereka. Mereka akan langsung meninggalkan Kota Kediri begitu revisi kontrak dilakukan dan masalah tunggakan gaji dibereskan manajemen.
Lalu, bagaimana jika mereka dipertahankan untuk memperkuat Macan Putih musim depan ? Sejumlah pemain belum bisa menjawab.
“Nanti saja. Yang penting sekarang gaji beres dulu,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar