Fiant-News, Malang - Penganiayaan berat yang dialami Marnu (57) oleh ketiga ponakannya sendiri menyisahkan banyak cerita. Lelaki yang tinggal di Dusun Darungan, Desa Kalirejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang itu, kini harus kehilangan satu mata kanannya akibat pukulan linggis oleh ketiga pelaku. Marnu sendiri baru saja pulang dari operasi pengangkatan mata sebelah kanan di Rumah Sakit Kanjuruhan, Rabu (6/10/2010) siang ini.
“Korban memang tercatat masih pamannya sendiri. Luka serius yang ada di pelipis mata kanannya, membuat mata korban harus diangkat. Setelah dirawat dirumah sakit beberapa hari sejak 27 September 2010 lalu, korban sudah kembali ke rumah,” ungkap Kapolsek Kalipare, AKP Agus Siswo Hariyadi, Rabu (6/10/2010) sore pada beritajatim.com.
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga bersaudara kakak beradik diciduk Tim Buser Polsek setempat dinihari tadi. Ketiga pelaku yang terbukti melakukan penganiayaan berat pada Marnu itu bernama Eko Widianto (25), Rio Riza Santoso, serta Hartoto (40). Ketiganya adalah warga Dusun Darungan Desa Kalipare Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.
Ketiga bersaudara itu masih keponakan Marnu. Mereka tinggal bertetengga dekat dan masih ada hubungan kekerabatan. Lalu, apa sebenarnya yang mendasari penganiayaan itu? Menurut keterangan ketiganya saat diperiksa penyidik Polsek Kalipare mengatakan, kekesalan itu karena korban yang merupakan adik dari ayah kandung pelaku mengancam akan membakar dan menghabisi keluargannya.
“Dia lebih dulu menyerang saya dengan celurit. Karena spontan, saya pun sempat menghindar dan akhirnya terjadilah penganiayaan itu,” terang Rio.
Ia juga menjelaskan, sebelum kejadian itu, Marnu yang dikenal preman dan bandar judi dadu, sangat temperamen dan kerap membikin ulah selama di kampung. Puncaknya, Marnu yang datang kerumah pelaku untuk menemui ayah kandungnya, meminta paksa sertifikat tanah. Karena memaksa, ayah kandung ketiga pelaku yang juga kakak dari Marnu, marah-marah dan mengancam akan membakar seisi rumah.
Untuk mempertahankan harga diri keluarganya, ketiga saudara kandung akhirnya mendatangi rumah Marnu. Namun, belum sampai maksud tujuan mereka diutarakan, menurut pengakuan Rio, Marnu lebih dulu mengayunkan celurit. Rio pun sempat menghindari sabetan celurit. Untuk membela diri, ia akhirnya memukulkan linggis pada pelipis mata kanan.
Hanya saja, saat ditanya, ia berkilah jika pada saat kejadian, dirinya tidak membawa linggis. “Saya tidak membawa linggis. Korban dulu bahkan yang ingin melukai saya dengan celurit,” papar Rio yang mengaku baru saja pulang dari merantau di Malaysia sebulan lalu itu.
Menanggapi alibi ketiga pelaku, Polisi pun bersikukuh jika penganiayaan itu menggunakan besi linggis. Hal itu didapat setelah Polisi memeriksa sejumlah saksi-saksi dan korban. “Tak mungkin kalau hanya sampai tangan kosong mata kanan pelaku sampai harus diangkat. Yang pasti, kami masih mencari barang bukti linggis yang digunakan pelaku untuk menghajar pamannya sendiri,” ucap Kanitreskrim Polsek Kalipare, Aiptu Ari. (Fiant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar