News Update :

Jumat, 26 November 2010

Pasar Pasir Kediri Terancam

Fiant-News, Kediri - Program pengalihan profesi penambang pasir menjadi pedagang pasir dengan menciptakan Pasar Pasir di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota Kediri terancam gagal.

Pasalnya, pedagang pasir sulit memasarkan barang dagangannya karena persaingan harga maupun kualitas. Sementara pemberian bantuan modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri belum juga teralisasi.

Menurut keterangan Edi Puguh (46), salah satu pedagang pasir di Pasar Pasir Semampir, para pedagang membeli pasir dari penambangan pasir yang ada di Kantong Lahar Gunung Kelud, berada di Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri.

Kualitas pasir dari Kantong Lahar jauh lebih rendah dibanding pasir yang berasal dari Sungai Brantas. Pasir dari Kantong Lahar terlihat seperti debu. Sedangkan pasir dari Sungai Brantas nampak hitam legam.

Selain kalah kualitas, pasir dari Kantong Lahar, ungkap Edi, lebih mahal daripada pasir Sungai Brantas. Harga beli yang tinggi tersebut memaksa para pedagang menjual kembali dengan harga yang lebih tinggi pula. Sehingga pemasaran pasir dari Kantong Lahar lebih sulit.

Dijelaskan Edi, ia membeli pasir dari Kantong Lahar seharga Rp 300 ribu per truknya (satu rit). Satu truk kemudian dijual dalam bentuk kublik menjadi 7 kubik dengan harga satuan Rp 60 ribu per kubiknya, atau harga jual total sebesar Rp 420 ribu. Jadi selisih yang diterima Edi adalah Rp 120 ribu.

Namun, laba itu masih harus terpotong ongkos kuli muat sebesar Rp 30 ribu, biaya retribusi jalan raya sebesar Rp 15 ribu, dan biaya cadangan untuk kerusakan truk yang disewa. Sehingga keuntungan bersih yang didapat Edi untuk satu Truk Engkel kurang dari Rp 75 ribu.

Keuntungan itu tidak didapat Edi dalam waktu sehari. Sebab, penjualan pasir sebanyak tujuh kubik tidak mesti habis selama seharian. Ia harus menunggu pembeli yang selama ini masih berasal dari sekitar wilayah Kediri.

Harga jual pasir dari para penambang pasir di Sungai Brantas yang kini masik eksis utamanya, di wilayah Kabupaten Kediri hanya Rp 110 ribu per truknya. Sehingga pembeli lebih cenderung memilih pasir dari Sungai Brantas. Baik secara kualitas maupun harga.

"Selama penambangan pasir di Sungai Brantas tetap berjalan, maka pasir kami sulit terjual. Pembeli tentu memilih pasir dari Sungai Brantas yang kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah," terang Edi.

Heri Kristiono (34), pedagang pasir di Pasar Pasir Semampir yang lainnya mengaku, sangat berat untuk mempertahankan bisnis barunya. Ia dan para pedagang lain sangat berharap bantuan modal usaha seperti yang dijanjikan oleh Walikota Kediri Samsul Ashar dalam acara launching Pasar Pasir bebera waktu lalu.

Modal yang dijanjikan berasal dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tersebut, kata Heri, akan dimanfaatkan oleh para pedagang untuk mendukung bisnis baru mereka. Misalnya, untuk membeli mesin selip batu, maupun budi daya ikan lele menggunakan keramba di Sungai Brantas.

Usaha-usaha baru yang diangan-angankan para pedagang itu semata-mata hanya untuk menutupi biaya operasional dari usaha bisnis jual-beli pasir yang relatif sulit. Bahkan, kata Heri, untuk mensukseskan program Walikota Kediri tersebut, selama ini ia telah mengeluarkan anggaran yang cukup besar.

"Bantuan modal dari Pemkot Kediri sangat kami harapkan. Kami akan segera menemui Walikota Kediri untuk menagih janjinya. Jika, bantuan modal itu tidak segera kami dapatkan, maka usaha kami bisa terancam," terang Heri.

Perlu diketahui, pedagang pasir di Pasar Pasir Semampir saat ini berjumlah lima orang. Mereka adalah, Bibit, Aseng, Edi, Cokre, dan Yasin. Kelimanya adalah eks pemilik galangan pasir yang 'dipaksa' beralir profesi.

Kelima pedagang pasir tersebut sangat berharap agar Pemkot Kediri berkomitmen dalam memberantas para penambang pasir Sungai Brantas baik, mekanik maupun tradisional.

Selain itu mereka juga meminta agar Pemkot Kediri berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam upaya memberantas penambang pasir secara keseluruhan.

Belum ada penjelasan dari Walikota Kediri Samsul Ashar maupun Pemerintah Kota Kediri terkait persoalan para pedagang pasir di Pasar Pasir Semampir. Juru Bicara Pemkot Kediri Apiv, sebagai pelaksana tugas Kabag Humas Nur Muhyar gagal ditemui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Jalur Berita : Kabar Berita Terbaru dan Terkini 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.