Fiant-News, Kediri - Sejumlah pengusaha di Kota Kediri mengeluhkan pelaksanaan proyek renovasi trotoar. Mereka merasa dirugikan oleh proyek milik Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri tersebut.
"Selama tiga bulan terakhir ini usaha kami mati. Omset usaha turun hingga 90 sampai 100 persen. Pasalnya, tidak ada pengunjung yang datang," keluh DN, salah seorang pemilik penginapan yang ada di Kota Kediri, Selasa (24/11/2010)
Wanita yang menjadi bagian dari anggota Pengusaha Hotel Republik Indonesia (PHRI) Kediri itu menjelaskan, pengerukan gorong-gorong tidak memberi ruang bagi usahanya. Sebab, akses jalan menuju penginapannya menjadi sempit. Mobil calon pengunjung memilih berbalik karena merasa khawatir
"Seharusnya kami mendapat box carfet. Sebab, pada sejumlah fasilitas umum lainnya diberi. Seperti di pertigaan sebelah selatan penginapan kami dan tempat ibadah, " kata DN
Bahkan, meski urukan sudah tertutup, kata DN, masa ada persoalan baru. Yaitu, konstruksi cor-coran yang relatif tipis sehingga dikhawatirkan dapat mencelakai pengguna yang hendak melintas.
DN sempat mengadu ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebagai pengawas proyek. Akan tetapi, ia justru harus kecewa. Sebab, ia disarankan untuk menambah biaya sekitar Rp 4,8 juta agar memperoleh penutup cor yang tebal sesuai keinginannya.
"Berdasarkan keterangan dari Dinas PU ketebalan cor adalah 14 centimeter. Tetapi dari pemborong katanya 8 centimeter. Kenapa keterangan mereka tidak sama. Dan yang paling mengecewakan adalah harus ada biaya tambahan. Sementara usaha kami mati seperti ini," katanya
Selama tiga bulan terakhir DN terpaksa mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Padahal, usahanya tidak menghasilkan. Biaya tersebut antara lain untuk, pembayaran rekening listrik yang mencapai Rp 800 ribu per bulan, gaji lima orang karyawan setiap bulan dan kebutuhan operasional lainnya.
"Tidak hanya saya, tetapi para pengusaha lain yang terlewati proyek drainase itu. Kemudian para pemilik toko serta kios juga. Bahkan, dalam rapat PHRI di Hotel Selopanggung kemarin sempat menjadi pembicaraan sesama kalangan pengusaha penginapan," ujarnya
Proyek renovasi trotoar memang digagas oleh Pemkot Kediri. Proyek tersebut mengganti trotoar yang terbuat dari paving dirubah dengan ubin. Proyek tersebut didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri yang mencapai milliaran rupiah
Tetapi sayangnya, Walikota Kediri Samsul Ashar belum berhasil dikonfirmasi. Saat berusaha ditemui di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri, Samsul Ashar tengah sibuk melayani tamu undangan dalam acara kepulangannya dari tanah suci. [Fiant]
"Selama tiga bulan terakhir ini usaha kami mati. Omset usaha turun hingga 90 sampai 100 persen. Pasalnya, tidak ada pengunjung yang datang," keluh DN, salah seorang pemilik penginapan yang ada di Kota Kediri, Selasa (24/11/2010)
Wanita yang menjadi bagian dari anggota Pengusaha Hotel Republik Indonesia (PHRI) Kediri itu menjelaskan, pengerukan gorong-gorong tidak memberi ruang bagi usahanya. Sebab, akses jalan menuju penginapannya menjadi sempit. Mobil calon pengunjung memilih berbalik karena merasa khawatir
"Seharusnya kami mendapat box carfet. Sebab, pada sejumlah fasilitas umum lainnya diberi. Seperti di pertigaan sebelah selatan penginapan kami dan tempat ibadah, " kata DN
Bahkan, meski urukan sudah tertutup, kata DN, masa ada persoalan baru. Yaitu, konstruksi cor-coran yang relatif tipis sehingga dikhawatirkan dapat mencelakai pengguna yang hendak melintas.
DN sempat mengadu ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebagai pengawas proyek. Akan tetapi, ia justru harus kecewa. Sebab, ia disarankan untuk menambah biaya sekitar Rp 4,8 juta agar memperoleh penutup cor yang tebal sesuai keinginannya.
"Berdasarkan keterangan dari Dinas PU ketebalan cor adalah 14 centimeter. Tetapi dari pemborong katanya 8 centimeter. Kenapa keterangan mereka tidak sama. Dan yang paling mengecewakan adalah harus ada biaya tambahan. Sementara usaha kami mati seperti ini," katanya
Selama tiga bulan terakhir DN terpaksa mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Padahal, usahanya tidak menghasilkan. Biaya tersebut antara lain untuk, pembayaran rekening listrik yang mencapai Rp 800 ribu per bulan, gaji lima orang karyawan setiap bulan dan kebutuhan operasional lainnya.
"Tidak hanya saya, tetapi para pengusaha lain yang terlewati proyek drainase itu. Kemudian para pemilik toko serta kios juga. Bahkan, dalam rapat PHRI di Hotel Selopanggung kemarin sempat menjadi pembicaraan sesama kalangan pengusaha penginapan," ujarnya
Proyek renovasi trotoar memang digagas oleh Pemkot Kediri. Proyek tersebut mengganti trotoar yang terbuat dari paving dirubah dengan ubin. Proyek tersebut didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri yang mencapai milliaran rupiah
Tetapi sayangnya, Walikota Kediri Samsul Ashar belum berhasil dikonfirmasi. Saat berusaha ditemui di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri, Samsul Ashar tengah sibuk melayani tamu undangan dalam acara kepulangannya dari tanah suci. [Fiant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar