Fiant-News, Jember - Menjelang peringatan seabad Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, para peneliti lembaga tersebut menemukan klon kopi Arabika Andongsari 2 K dan hibrida kakao Lindak ICCRI 6 H.
Peneliti senior Puslit Kopi dan Kakao, Soerip Mawardi, mengatakan, klon Arabika Andongsari memiliki cita rasa yang enak dan tahan penyakit karat daun. "Produksinya juga tinggi, sekitar dua ton per hektare setiap tahun," katanya, Jumat (26/11/2010) sore.
Kehadiran klon ini bak gayung bersambut dengan keinginan pemerintah untuk merevitalisasi tanaman kopi. Prioritas akan dilakukan pada pengembangan kopi arabika. Pemerintah berharap, proporsi ekspor kopi arabika mencapai minimal 30 mpersen dari total ekspor kopi nasional.
Harga kopi Arabika memang sedang bagus-bagusnya. Soerip mengatakan, di New York, harga jual kopi Arabika 4,4 dollar AS per kilogram. Sementara untuk robusta di London 1,834 dollar AS per kilogram.
Tingginya harga kopi Arabika ini tak lepas dari berkurangnya suplai komoditas ke pasar. "Kalau suplai dari Brasil stagnan. Sementara Kolombia yang menjadi sumber kopi bermutu bagus justru lahannya berkurang. Kolombia mengadakan pembongkaran lahan besar-besaran, dan recovery butuh waktu dua tahun. Sementara konsumsi kopi dunia naik 1,5 persen," kata Soerip.
Puslit Kopi dan Kakao yang kini di bawah Kementerian BUMN menangkap peluang itu. Puslit memiliki kebun kopi Arabika seluas 100 hektare di Desa Andongsari Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. "Breeding kita baru, dari medium ke large bean. Kita breeding pada cita rasa, karena kopi Arabika Indonesia 80 persen masuk pasar specialty. Indonesia sumber penting kopi specialty, yang diperdagangkan berdasar muru dan cita rasa yang unik dan khas," kata Soerip.
Kendati harga pasar tengah bagus, produksi kopi dalam negeri menghadapi tantangan iklim yang basah. "Kalau terlalu basah tidak bagus. Tahun ini basah banget. Prediksi saya, produksi turun 40 persen," kata Soerip.
Peneliti senior Puslit Kopi dan Kakao, Soerip Mawardi, mengatakan, klon Arabika Andongsari memiliki cita rasa yang enak dan tahan penyakit karat daun. "Produksinya juga tinggi, sekitar dua ton per hektare setiap tahun," katanya, Jumat (26/11/2010) sore.
Kehadiran klon ini bak gayung bersambut dengan keinginan pemerintah untuk merevitalisasi tanaman kopi. Prioritas akan dilakukan pada pengembangan kopi arabika. Pemerintah berharap, proporsi ekspor kopi arabika mencapai minimal 30 mpersen dari total ekspor kopi nasional.
Harga kopi Arabika memang sedang bagus-bagusnya. Soerip mengatakan, di New York, harga jual kopi Arabika 4,4 dollar AS per kilogram. Sementara untuk robusta di London 1,834 dollar AS per kilogram.
Tingginya harga kopi Arabika ini tak lepas dari berkurangnya suplai komoditas ke pasar. "Kalau suplai dari Brasil stagnan. Sementara Kolombia yang menjadi sumber kopi bermutu bagus justru lahannya berkurang. Kolombia mengadakan pembongkaran lahan besar-besaran, dan recovery butuh waktu dua tahun. Sementara konsumsi kopi dunia naik 1,5 persen," kata Soerip.
Puslit Kopi dan Kakao yang kini di bawah Kementerian BUMN menangkap peluang itu. Puslit memiliki kebun kopi Arabika seluas 100 hektare di Desa Andongsari Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. "Breeding kita baru, dari medium ke large bean. Kita breeding pada cita rasa, karena kopi Arabika Indonesia 80 persen masuk pasar specialty. Indonesia sumber penting kopi specialty, yang diperdagangkan berdasar muru dan cita rasa yang unik dan khas," kata Soerip.
Kendati harga pasar tengah bagus, produksi kopi dalam negeri menghadapi tantangan iklim yang basah. "Kalau terlalu basah tidak bagus. Tahun ini basah banget. Prediksi saya, produksi turun 40 persen," kata Soerip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar