Fiant-News, Gresik - Pembangunan Bendungan Gerak Sembayat (BGS) Gresik dianggarkan Pemkab sebesar Rp 10 miliar. Anggaran itu nantinya digunakan untuk pembebasan lahan yang terkena pembangunan proyek BGS.
"Tahun ini untuk pembebasan lahan kami telah menganggarkan Rp 10 miliar dan diharapkan segera tuntas," kata Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Minggu (9/01/2011).
Sambari menambahkan, proyek pembangunan bendungan BGS membutuhkaan lahan warga sekitar 74 hektar. Dari total lahan tersebut ada enam wilayah yang nantinya akan disulap menjadi bendungan.
"Laporan yang masuk ke saya dari total lahan 74 hektar, sebagian besar atau 64 hektar berada di wilayah Gresik. Sedangkan jatah pembebasan lahan di wilayah Lamongan cuma 10 hektar," tambahnya.
Diakui Sambari, keberadaan Bendungan Gerak Sembayat (BGS) sangat besar. Pasalnya, selain sebagai solusi permasalahan banjir di musim hujan akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Fungsi bendungan BGS itu bisa digunakan untuk sarana irigasi pertanian, industrilisasi, dan pasokan air PDAM.
Saat ditanya ada beberapa warga yang menolak lahannya terkena pembebasan lahan pembangunan BGS. Dijelaskan Sambari, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi. Pasalnya, jika sampai tahun 2011 pembangunan BGS belum terealisasi dikhawatirkan anggaran sharing dari pemerintah pusat untuk pembangunan BGS akan ditarik.
"Mumpung masih ada waktu progres proyek bendungan ini tetap kami lakukan asal action plann-nya jelas," tuturnya.
Seperti yang diberitakan, pembangunan Bendungan Gerak Sembayat (BGS) diprotes warga Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah Gresik. Pasalnya, warga setempat yang lahannya terkena pembebasan proyek belum cocok dengan harganya. Sehingga, keengganan warga yang melepas lahannya bukan karena tidak setuju dengan proyek ini melainkan harga NJOPP (Nilai Jual Obyek Pajak) belum sesuai.
"Tahun ini untuk pembebasan lahan kami telah menganggarkan Rp 10 miliar dan diharapkan segera tuntas," kata Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Minggu (9/01/2011).
Sambari menambahkan, proyek pembangunan bendungan BGS membutuhkaan lahan warga sekitar 74 hektar. Dari total lahan tersebut ada enam wilayah yang nantinya akan disulap menjadi bendungan.
"Laporan yang masuk ke saya dari total lahan 74 hektar, sebagian besar atau 64 hektar berada di wilayah Gresik. Sedangkan jatah pembebasan lahan di wilayah Lamongan cuma 10 hektar," tambahnya.
Diakui Sambari, keberadaan Bendungan Gerak Sembayat (BGS) sangat besar. Pasalnya, selain sebagai solusi permasalahan banjir di musim hujan akibat meluapnya sungai Bengawan Solo. Fungsi bendungan BGS itu bisa digunakan untuk sarana irigasi pertanian, industrilisasi, dan pasokan air PDAM.
Saat ditanya ada beberapa warga yang menolak lahannya terkena pembebasan lahan pembangunan BGS. Dijelaskan Sambari, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi. Pasalnya, jika sampai tahun 2011 pembangunan BGS belum terealisasi dikhawatirkan anggaran sharing dari pemerintah pusat untuk pembangunan BGS akan ditarik.
"Mumpung masih ada waktu progres proyek bendungan ini tetap kami lakukan asal action plann-nya jelas," tuturnya.
Seperti yang diberitakan, pembangunan Bendungan Gerak Sembayat (BGS) diprotes warga Desa Sidomukti, Kecamatan Bungah Gresik. Pasalnya, warga setempat yang lahannya terkena pembebasan proyek belum cocok dengan harganya. Sehingga, keengganan warga yang melepas lahannya bukan karena tidak setuju dengan proyek ini melainkan harga NJOPP (Nilai Jual Obyek Pajak) belum sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar