skip to main |
skip to sidebar
Sekali Gigit Pasti Ketagihan

Fiant-News, "TE..sate!". Begitu cara seorang penjual sate Madura menjajakan jualannya. Mungkin Anda membayangkan seorang pria berpakaian khas Madura -kaus garis merah dan putih-, namun Anda salah! Penjual sate yang satu ini merupakan seorang wanita berpakaian kebaya serta kain batik tua.
Cara ibu penjaja sate ini membawakan dagangannya pun terbilang unik. Dengan membawanya di atas kepala atau istilah Madura-nya "So'on", mungkin jauh dari bayangan atas gambaran “tukang sate Madura” pada umumnya.
Dengan logat Madura yang kental, ibu Misrieyah, seorang pedagang sate Madura keliling menjelaskan kisahnya menjadi penjaja makanan khas Madura itu kepada okezone. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih perlu diterjemahkan oleh seorang pembeli yang kebetulan makan di tempat.
Karena setiap hari harus berkeliling menjajakan sate, kulitnya hitam legam dengan rambut tampak berantakan di balik ciputnya. Untuk menjajakan dagangannya, Misrieyah memulai berjualan sejak pukul 06.00 hingga 12.00 WIB, hingga akhirnya mangkal di depan kantor Pemda, Bangakalan, Madura.
"Anak saya 10, empat perempuan dan enam laki-laki. Kebetulan suami saya tidak bekerja, sehingga saya yang harus menghidupi keluarga. Saya mulai berjualan sate dari anak pertama saya berusia tujuh bulan hingga dia sekarang berusia 23 tahun, jadi dapat dikatakan saya telah berjualan selama 23 tahun," kata Misrieyah kepada Fiant-News saat berkeliling tak jauh dari CV Pesona Batik Madura di acara "Cintaku Pada Batik Takkan Pernah Pudar" oleh Attack Batik Cleanr, Minggu (3/4/2011).
"Beruntung setiap saya mangkal di kantor Pemda saat jam makan siang, dagangan selalu habis. Tapi kalau mereka sedang mengadakan rapat, sate kurang laku maka saya terpaksa berjualan di kantor lain," sambungnya.
Lebih lanjut wanita berusia 50 tahun itu menjelaskan, awal berjualan dirinya hanya perlu mengeluarkan modal Rp100 ribu. Namun, karena saat ini semua bahan-bahan yang digunakan serbamahal, dia pun harus merogoh kocek lebih banyak, sedikitnya Rp400 ribu.
"Maklum, semua tidak sama dengan yang dulu, kini semua serbamahal. Setiap hari saya beli daging sapi 4 kg Rp240 ribu, kemudian kacang untuk bumbu 1 1/2 kg Rp30 ribu, kertas untuk membungkus satu bungkus Rp10 ribu, lalu tusuk sate satu ikat Rp5 ribu, belum lagi cabai kering 1 kg Rp30 ribu, dan bumbu petis udang terbaik satu bungkus Rp10 ribu," papar Misrieyah sambil mengipasi pesanan sate.
Misrieyah pun memberi bocoran cara membuat bumbu kacang sate Madura. Pertama-tama, kacang dibakar menggunakan tungku sambil diulek agar kulit kacang terkelupas, lalu kacang digiling, dicampurkan cabai dan air santan lalu direbus. Saat direbus, lanjut Misrieyah, sebaiknya jangan ditinggal karena bumbu harus terus diaduk hingga cukup mengental.
Saat menyiapkan semua bahan dagangannya, Misrieyah tidak sendirian. Anak-anaknya pun membantu menusukkan daging sapi di tusuk sate, karena dia harus menjajakan 300 tusuk sate per harinya.
"Satu porsi isi lima sate saya jual Rp10 ribu, sedangkan untuk 10 sate Rp16 ribu, keduanya sudah termasuk ketupat yang saya siapkan dari empat kg beras. Setiap hari, saya bisa dapat untung Rp100 ribu, dan jika ada pesanan bisa untung lebih banyak lagi," jelasnya.
Berkat kegigihannya selama 23 tahun berjualan sate Madura, Misrieyah kini telah memiliki sebuah rumah dan masih mampu menyekolahkan anak-anaknya.
"Awalnya saya membeli lahan tanah saat masih murah. Lambat laun saya dirikan rumah di atasnya. Biaya sekolah anak-anak juga masih sanggup saya lunasi," jelasnya bangga.
Kendala Misrieyah hanya satu, yaitu banyak persaingan.
"Sekarang ini sudah banyak sekali penjual sate Madura, saingan saya banyak. Apalagi di Bangkalan. Maka itu saya lebih memilih berkeliling dan mangkal di kantor Pemda," tutur Misrieyah.
Sate Madura ialah sate berpotongan daging sapi yang tebal dibakar di atas panggangan arang dan melepaskan aroma sedap menggiurkan. Setelah matang, sate disajikan bersama ketupat dan disiram bumbu kacang menghasilkan pemandangan yang mampu menggoyangkan lidah.
Saat menggigit, daging sapi memang terbilang cukup keras, namun saat dikunyah daging terbilang lembut. Ditambah bumbu kacang yang kental dan manis, serta sedikit cita rasa petis udang membuat Fiant-News ketagihan untuk menggigitnya kembali.
Jika Anda pencinta pedas, bumbu kacang dapat ditambahkan cabai kering yang mampu memberikan sensasi pedas hingga Anda berkeringat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar