JalurBerita - Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep berminat kembali menjalin kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk bidang pertanian.
Rektor Unija Sumenep, Alwiyah, Kamis (16/06/11) menjelaskan, tahun 2005-2009 lalu, pihaknya pernah menjalin kerja sama dengan BATAN, dalam bidang iptek nuklir pertanian dan peternakan.
"Tapi tolong jangan salah memahami, kerja sama dengan BATAN ini arahnya tidak ke nuklir, tapi teknologi hasilnya, pemanfaatan litbangnya di bidang pertanian dan peternakan," kata Alwiyah hati-hati.
Ia menyadari, kerja sama dengan BATAN memanfaatkan teknologi nuklir memang rawan menuai protes. "Karena masyarakat kita ini, begitu mendengar kata nuklir, pasti bayangannya sesuatu yang membahayakan. Padahal bukan itu. Yang kami manfaatkan ini teknologi litbangnya, hasil positifnya," ujar Alwiyah.
Lebih lanjut ia memaparkan, untuk bidang pertanian, pihaknya mengembangkan varietas padi baru 'Mira 1' yang digunakan petani di desa Bilapora Barat Kecamatan Ganding. "Sampai saat ini para petani di desa binaan tersebut masih tetap menggunakan varietas tersebut, sampai pada turunan kedua," terangnya.
Alwiyah memastikan, sekalipun varietas padi tersebut hasil pengembangan dengan teknologi nuklir, tetapi tidak ada efek negatif sama sekali. "Varietas ini sangat aman. Bahkan para petani mengakui, dengan varietas padi 'Mira 1', hasil panen lebih banyak, dan rasa nasi yang dihasilkan pun lebih enak," ungkapnya.
Demikian juga hasil litbang teknologi nuklir di bidang peternakan, berupa Suplemen pakan multi nutrient. "Suplemen pakan ternak itu untuk penggemukan sapi. Dan terbukti, ternak sapi yang menggunakan suplemen ini berat badannya lebih berat 0,5 kg dibanding sapi lainnya," papar Alwiyah.
Karena itu menurutnya, wajar jika Unija masih ingin kembali menjajaki kerja sama dengan BATAN.
"Kalau kerja sama informal, sampai saat ini masih terjalin. Setiap kami membutuhkan benih varietas tertentu, BATAN memberikan respon positif. Tapi sekali lagi, kerja sama kami ini bukan PLTN lho, tapi pemanfaatan teknologinya, litbangnya, tanpa dampak negatif bagi masyarakat," imbuhnya.
Rektor Unija Sumenep, Alwiyah, Kamis (16/06/11) menjelaskan, tahun 2005-2009 lalu, pihaknya pernah menjalin kerja sama dengan BATAN, dalam bidang iptek nuklir pertanian dan peternakan.
"Tapi tolong jangan salah memahami, kerja sama dengan BATAN ini arahnya tidak ke nuklir, tapi teknologi hasilnya, pemanfaatan litbangnya di bidang pertanian dan peternakan," kata Alwiyah hati-hati.
Ia menyadari, kerja sama dengan BATAN memanfaatkan teknologi nuklir memang rawan menuai protes. "Karena masyarakat kita ini, begitu mendengar kata nuklir, pasti bayangannya sesuatu yang membahayakan. Padahal bukan itu. Yang kami manfaatkan ini teknologi litbangnya, hasil positifnya," ujar Alwiyah.
Lebih lanjut ia memaparkan, untuk bidang pertanian, pihaknya mengembangkan varietas padi baru 'Mira 1' yang digunakan petani di desa Bilapora Barat Kecamatan Ganding. "Sampai saat ini para petani di desa binaan tersebut masih tetap menggunakan varietas tersebut, sampai pada turunan kedua," terangnya.
Alwiyah memastikan, sekalipun varietas padi tersebut hasil pengembangan dengan teknologi nuklir, tetapi tidak ada efek negatif sama sekali. "Varietas ini sangat aman. Bahkan para petani mengakui, dengan varietas padi 'Mira 1', hasil panen lebih banyak, dan rasa nasi yang dihasilkan pun lebih enak," ungkapnya.
Demikian juga hasil litbang teknologi nuklir di bidang peternakan, berupa Suplemen pakan multi nutrient. "Suplemen pakan ternak itu untuk penggemukan sapi. Dan terbukti, ternak sapi yang menggunakan suplemen ini berat badannya lebih berat 0,5 kg dibanding sapi lainnya," papar Alwiyah.
Karena itu menurutnya, wajar jika Unija masih ingin kembali menjajaki kerja sama dengan BATAN.
"Kalau kerja sama informal, sampai saat ini masih terjalin. Setiap kami membutuhkan benih varietas tertentu, BATAN memberikan respon positif. Tapi sekali lagi, kerja sama kami ini bukan PLTN lho, tapi pemanfaatan teknologinya, litbangnya, tanpa dampak negatif bagi masyarakat," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar