News Update :

Senin, 18 Juli 2011

Bila Pacar Satu Kesebelasan

Munchen (JalurBerita) - "Saya mencintainya, apalagi?" Itulah alasan dia menikah. Namanya Ursula Holl, 29 tahun, kiper cadangan tim nasional wanita Jerman yang lebih suka dipanggil Uschi. Pasangannya bernama Carina, sarjana olahraga yang berusia beberapa tahun lebih muda. Mereka sama-sama perempuan.

Cerita pernikahan Ursula-Carina diangkat kembali oleh media-media Jerman seiring dengan penyelenggaraan Piala Dunia Wanita di negara itu, yang berakhir hari ini. Perkawinan tak lazim itu dilangsungkan di Koeln setahun lalu, tepat saat Jerman kalah 0-1 oleh Serbia pada Piala Dunia (laki-laki) di Afrika Selatan, pertengahan Juni.

Ursula adalah satu dari beberapa pemain nasional perempuan Jerman yang memiliki orientasi seksual tak jamak. Daftar lesbianisme di dunia sepak bola bakal panjang bila ditambahkan dengan pemain tim lain, baik yang terang-terangan mengaku maupun yang sekadar gosip.

Pelatih Inggris, Hope Powell, misalnya, mengakui terus terang kehomoseksualitasannya sejak dulu. Striker Amerika Serikat, Natasha Kai, juga secara terbuka mengumumkan bahwa dirinya seorang lesbian tiga tahun lalu. Setelah menjalani operasi pundak pada 2009, Kai kesulitan mencapai performa terbaiknya sehingga tak pernah lagi menjadi bagian dari tim nasional.

Kabar dari tim Elang Super Nigeria menambah panjang daftar kasus. Keberadaan pemain berorientasi seksual terhadap sesama jenis di kesebelasan Nigeria sebenarnya telah menjadi gosip dalam beberapa tahun terakhir. Namun pengungkapan secara blak-blakan baru dilakukan oleh pelatih Eucharia Uche.

Wanita berusia 39 tahun itu pertama kali membeberkannya dalam sebuah seminar di negaranya pada Maret lalu. Media massa internasional mengangkat kembali tema tersebut menjelang perhelatan Piala Dunia Wanita. "Pemain-pemain lesbian menjadi masalah besar di tim kami," kata pelatih yang menangani Nigeria mulai 2009 itu. "Sejak menjadi pelatih tim Elang Super, saya telah membersihkannya."

FIFA langsung bereaksi terhadap pernyataan Uche. Dalam pandangan otoritas sepak bola internasional itu, Uche telah melakukan bentuk diskriminasi terhadap pemain lesbian. "FIFA menentang segala bentuk diskriminasi," kata Kepala Departemen Kompetisi Wanita Tatjana Haenni. Pandangan Uche dan pendapat FIFA tentu saja sukar bertemu.

Gosip soal orientasi seksual semacam ini sukar ditemukan di dunia sepak bola laki-laki. Kalaupun ada, toh sekadar rumor. Tak ada pemain pria yang mengaku terang-terangan bahwa dirinya gay.

Tim Spanyol dan tim Jerman sempat diterpa gosip soal gay pada Piala Dunia 2010. Pers menggunjingkan bahwa stopper tim Matador, Gerard Pique, seorang gay. Faktanya kemudian, palang pintu asal klub Barcelona ini justru sekarang tengah hot-hot-nya berpacaran dengan penyanyi wanita asal Kolombia, Shakira.

Tim Jerman lain lagi. Di tengah Piala Dunia, agen pemain Michael Becker dan kiper Manuel Neuer menjadi orang yang melontarkan isu keberadaan pemain gay di tim mereka. Striker Mario Gomez menjadi "tertuduh".

Faktanya, sampai sekarang satu-satunya pemain Jerman yang mengaku secara terbuka bahwa dirinya seorang homoseks adalah Marcus Urban, mantan pemain Divisi II. Itu pun dengan catatan, pengakuan Urban dilontarkan setelah dia lama gantung sepatu, pada 2007.

Di Liga Inggris, satu-satunya pemain yang terang-terangan mengakui bahwa ia gay adalah Justin Fashanu, pada 1980-an. Saat remaja, Fashanu terlihat memiliki bakat sangat menonjol. Saat dibeli Nottingham Forest dari Norwich City pada 1980/1981, Fashanu menjadi pemain kulit hitam termahal pada zamannya.

Setelah pengakuan itu, Fashanu mendapat ejekan di dalam dan di luar arena pertandingan. Tak kuat menanggung tekanan, Fashanu mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri di rumahnya di London. Dia meninggal dalam usia 37 tahun pada 1998.

"Pada dasarnya masih tabu bagi seorang pemain pria mengaku bahwa dirinya gay," kata Tanja Walther-Ahrens, mantan pemain sepak bola wanita Jerman yang kini menjadi aktivis hak-hak kaum homoseksual. "Masyarakat menganggap bahwa sepak bola adalah permainan laki-laki. Gay berkonotasi lembut, tak sepenuhnya laki-laki."

Itulah mengapa sangat-sangat sedikit adanya pengakuan homoseksual di dunia sepak bola laki-laki. Sebaliknya, homoseksual lebih mudah diterima di dunia sepak bola perempuan. Sebab, "Menurut anggapan masyarakat, tak ada perempuan yang bermain sepak bola kecuali perempuan kelelaki-lelakian," ujar Tanja.

"Perempuan kelelaki-lelakian" itu ada dalam diri Linda Bresonik dan Inka Grings, gelandang dan penyerang tim nasional wanita Jerman. Mereka pernah berpacaran selama lima tahun dan lantas putus. Inka kini menjalin hubungan dengan lelaki bernama Holger Fach, seorang pelatih. Uniknya, Fach pernah menjadi pacar Linda.

Kiper utama Nadine Angerer juga mengaku biseks, suka lelaki dan perempuan. Setelah mengungkapkan soal orientasi seksualnya ke publik, pemain berusia 32 tahun itu membayangkan dirinya bakal mendapat teror atau hal-hal mengerikan. "Saya terkejut, para suporter bersikap biasa-biasa saja," katanya. "Bahkan beberapa orang melakukan pendekatan langsung kepada saya, termasuk seorang kakek berusia 92 tahun."

Secara tradisi, pelatih-pelatih tim wanita Jerman tak hirau akan orientasi seksual para pemain mereka. Pelatih Amerika Serikat, Pia Sundhage, juga tak mempermasalahkan hal tersebut. "Saya tak akan mendepak seseorang hanya karena orientasi seksual mereka," kata perempuan asal Kanada itu.

Kasus berbeda terjadi di tim nasional wanita Belanda pada 2009. Pelatih Vera Pauw memecat dua pemain, yang juga sepasang kekasih, dari timnya dengan alasan performa keduanya menurun. Mereka adalah Danne Bito dan Claudio van den Heiligenberg, dua sejoli selama satu setengah tahun. Aktivis kebebasan hak menuduh Pauw memecat pemain karena orientasi seksual mereka. Dunia sepak bola wanita ternyata lebih rumit daripada yang terlihat. [nai]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Jalur Berita : Kabar Berita Terbaru dan Terkini 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.