Fiant-News, Sumenep - Nasib Yana (18), warga Desa Sapeken Kecamatan/Pulau Sapeken Kabupaten Sumenep sungguh malang. Setelah bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di Jakarta 4 bulan tidak dibayar, saat ini masih harus tergolek di Rumah Sakit Daerah (RSD) Dr. H. Moh. Anwar Sumenep karena Thypus dan Maag.
Saat ditemui di RSD Sumenep, Sabtu (27/11/10), Yana menceritakan jika dirinya berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib. "Saya ingin dapat uang cukup untuk biaya hidup," kata Yana lirih.
Yana memaparkan, dirinya sejak kecil hidup bersama neneknya, setelah ibunya meninggal. "Bapak sudah menikah lagi. Bapak tidak menginginkan saya, Bapak tidak suka sama saya, karena saya dianggap sebagai anak pembawa sial," ujar Yana sambil menitikkan air mata.
Praktis setelah itu, Yana tinggal bersama neneknya. Yana mengaku dirinya sangat mencintai neneknya. "Nenek saya sakit kencing manis. Makanya saya harus bekerja, harus dapat uang untuk berobat nenek," papar Yana.
Setelah sembuh nanti, Yana mengaku masih ingin kembali bekerja. "Saya tidak kapok. Saya harus tetap kembali bekerja, karena kalau saya tidak bekerja, saya tidak bisa makan," imbuh Yana.
Sebelumnya, Yana (18) ditemukan tergeletak lemas di terminal Ceguk Pamekasan, diturunkan dari bis PO Haryanto dari Jakarta. Yana mengaku bekerja sebagai PRT di Jakarta pada warga keturunan, namun tidak digaji dan diperlakukan kasar. Yana kemudian dipulangkan paksa majikannya karena sakit. Yana hanya diberi uang RP 350 ribu untuk ongkos bis.
Yana mengaku datang ke Jakarta bersama Hadi, temannya. Ternyata sesampai di Jakarta, Hadi justru menghilang. Yana kemudian bekerja sebagai PRT di sebuah keluarga keturunan. Namun dirinya selama 2 bulan tidak digaji, dan diperlakukan kasar. Bahkan juga menjadi korban asusila majikannya.
Karena tidak tahan, Yana kabur dan pindah ke majikan lain, warga Batak. Ternyata setali tiga uang. Bahkan ketika 2 bulan bekerja kemudian dirinya sakit, dirinya dipulangkan paksa ke Madura. [Fiant]
Saat ditemui di RSD Sumenep, Sabtu (27/11/10), Yana menceritakan jika dirinya berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib. "Saya ingin dapat uang cukup untuk biaya hidup," kata Yana lirih.
Yana memaparkan, dirinya sejak kecil hidup bersama neneknya, setelah ibunya meninggal. "Bapak sudah menikah lagi. Bapak tidak menginginkan saya, Bapak tidak suka sama saya, karena saya dianggap sebagai anak pembawa sial," ujar Yana sambil menitikkan air mata.
Praktis setelah itu, Yana tinggal bersama neneknya. Yana mengaku dirinya sangat mencintai neneknya. "Nenek saya sakit kencing manis. Makanya saya harus bekerja, harus dapat uang untuk berobat nenek," papar Yana.
Setelah sembuh nanti, Yana mengaku masih ingin kembali bekerja. "Saya tidak kapok. Saya harus tetap kembali bekerja, karena kalau saya tidak bekerja, saya tidak bisa makan," imbuh Yana.
Sebelumnya, Yana (18) ditemukan tergeletak lemas di terminal Ceguk Pamekasan, diturunkan dari bis PO Haryanto dari Jakarta. Yana mengaku bekerja sebagai PRT di Jakarta pada warga keturunan, namun tidak digaji dan diperlakukan kasar. Yana kemudian dipulangkan paksa majikannya karena sakit. Yana hanya diberi uang RP 350 ribu untuk ongkos bis.
Yana mengaku datang ke Jakarta bersama Hadi, temannya. Ternyata sesampai di Jakarta, Hadi justru menghilang. Yana kemudian bekerja sebagai PRT di sebuah keluarga keturunan. Namun dirinya selama 2 bulan tidak digaji, dan diperlakukan kasar. Bahkan juga menjadi korban asusila majikannya.
Karena tidak tahan, Yana kabur dan pindah ke majikan lain, warga Batak. Ternyata setali tiga uang. Bahkan ketika 2 bulan bekerja kemudian dirinya sakit, dirinya dipulangkan paksa ke Madura. [Fiant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar