JalurBerita - Pihak Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi melarang ternak yang berasal dari Jawa Tengah masuk ke wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya virus Antraks yang menyebar melalui hewan ternak.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, Yulistiani, mengatakan, letak Kabupaten Ngawi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, lebih rawan terhadap penyebaran penyakit antraks melalui hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya.
"Antraks di Jawa Tengah terutama di Kabupaten Boyolali, Pati, dan Sragen sudah mewabah. Karena itu, untuk mencegah virus tersebut masuk ke sini kami melarang peternak membawa hewan ternak dan daging dari Jawa Tengah masuk ke Ngawi," ujarnnya, Selasa (14/6/2011).
Yulistiyani menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke warga Ngawi tentang bahaya dari virus yang bisa menyebar melalui hewan ternak berkuku genap ini. Ia juga meminta pada warga agar segera melapor ke dinas terkait jika menemukan adanya indikasi kasus penularan antraks baik kepada hewan ternak maupun manusia.
"Selain melakukan sosialisasi tentang bahaya dan tanda-tanda atraks Kami pun rajin melakukan pemeriksaan ke sejumlah pasar hewan yang ada, guna mencegah kasus antraks di Ngawi," tambahnya.
Mengingat bahanya virus ini, pihaknya terus mengingatkan agar masyarakat waspada antraks. Bakteri tersebut dapat hidup melalui media spora atau jamur dan menular melalui sentuhan kulit, udara, dan pernapasan.
"Dan jika ada temuan manusia yang terserang virus antraks kami akan melakukan kordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengatasinya," pungkasnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, Yulistiani, mengatakan, letak Kabupaten Ngawi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, lebih rawan terhadap penyebaran penyakit antraks melalui hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya.
"Antraks di Jawa Tengah terutama di Kabupaten Boyolali, Pati, dan Sragen sudah mewabah. Karena itu, untuk mencegah virus tersebut masuk ke sini kami melarang peternak membawa hewan ternak dan daging dari Jawa Tengah masuk ke Ngawi," ujarnnya, Selasa (14/6/2011).
Yulistiyani menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke warga Ngawi tentang bahaya dari virus yang bisa menyebar melalui hewan ternak berkuku genap ini. Ia juga meminta pada warga agar segera melapor ke dinas terkait jika menemukan adanya indikasi kasus penularan antraks baik kepada hewan ternak maupun manusia.
"Selain melakukan sosialisasi tentang bahaya dan tanda-tanda atraks Kami pun rajin melakukan pemeriksaan ke sejumlah pasar hewan yang ada, guna mencegah kasus antraks di Ngawi," tambahnya.
Mengingat bahanya virus ini, pihaknya terus mengingatkan agar masyarakat waspada antraks. Bakteri tersebut dapat hidup melalui media spora atau jamur dan menular melalui sentuhan kulit, udara, dan pernapasan.
"Dan jika ada temuan manusia yang terserang virus antraks kami akan melakukan kordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengatasinya," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar